CINTA MATI
Oleh: Intan faradela Ahmad
Gerutuku seharian saat aku merasakan dia tak ada lagi untukku. Aku tak bisa bila tanpa dia. Dia adalah nyawaku penyemangatku dan bahagiaku.aku tak peduli bila orang-orang menganggapku sudah tidak waras,”arrrrggggghhhhhhh........!!!!!” aku menjerit dan menangis.
Sore itu saat aku pulang sekolah,aku melihat dinding handphoneku."oh god!” aku kaget,perasaanku pedih,hatiku sakit seperti tertusuk kulit duren saat aku membaca dengan cermat isi pesan di dinding handphoneku. Dia menulis sebuah pesan yang tak aku duga. “ Maafkan aku yang tak bisa menepati janjiku padamu... aku tak bisa disini bersamamu,aku harus pergi untuk mengejar masa depanku,maafkan aku!??” katanya. Aku tak bisa membendung air mataku yang bila disediakan ember tidak akan cukup untuk memanmung air mataku. Sambil mendengarkan lagu yang berjudul “Tercipta Untukku” by Ungu ft Rossa.
lagu itu ku putar sekeras mungkin supaya tak terdengar suara tangisanku. Aku memikirkan nasibku yang amat pedih. “Oh Tuhan kenapa aku? Apa aku salah,apa aku bodoh,apa aku gila sudah menagisinya hingga aku pun tak mau makan selama dua hari” aku menggerutu sambil menangis. aku mencoba tegar dan membalas pesan darinya. “ Kenapa kamu begitu tega padaku, aku salah apa sehingga kamu meninggalkanku,mana janjimu yang dulu kau ucapkan didepan aku sambil memeluk erat tubuhku,kau mengatakan janji itu dengan begitu tulusnya,namun mengapa kau ingkari semua itu?” aku menangis.
lagu itu ku putar sekeras mungkin supaya tak terdengar suara tangisanku. Aku memikirkan nasibku yang amat pedih. “Oh Tuhan kenapa aku? Apa aku salah,apa aku bodoh,apa aku gila sudah menagisinya hingga aku pun tak mau makan selama dua hari” aku menggerutu sambil menangis. aku mencoba tegar dan membalas pesan darinya. “ Kenapa kamu begitu tega padaku, aku salah apa sehingga kamu meninggalkanku,mana janjimu yang dulu kau ucapkan didepan aku sambil memeluk erat tubuhku,kau mengatakan janji itu dengan begitu tulusnya,namun mengapa kau ingkari semua itu?” aku menangis.
beberapa menit kemudian handphoneku berdering tampak fotonya tertera di dinding handphoneku dan ternyata dia menelfonku,dia menjelaskan semuanya tapi aku tak dapat mengerti aku hanya menangis,tak dapat aku menahan rasa pedih yang aku alami namun dia terus menyakinkan aku untuk menerima takdir seperti ini diapun berjanji akan selau menghubungiku dan pulang sebisa mungkin.
Aku terus menangis dan menagis sampai malam. Akupun tak mau makan dan minum. Jam menunjukkan pukul sembilan malam waktunya untukku menikmati ranjang baruku,tapi bayanganku tak seindah yang aku pikirkan ranjang beruku tak nyaman untuk dinikmati mungkin karena aku yang labil atau maungkin aku kelaparan karena seharian tidak makan. Aku tak memikirkan semua itu yang aku pikirkan hanyalah dia sampai aku mengigau memanggil namanya.jam tiga pagi aku bangun aku merasa tidak enak badan dan akupun mengais gara-gara kepalaku sakit dan panas,aku memeluk kakak perempuanku yang tertidur pulas waktu itu namun ia bangun dan merasakan panas ditubuhnya,ia pun kaget dan memegangi kepalaku,”adek”? begitulah panggilanku dirumah. Kakakku memanggil ibu dan ayahku,merekapun kaget dan sedih melihatku sakit sehingga aku pun keesokan harinya tidak bersekolah. Ayahku menuliskan surat dan menitipkannya pada kakak kelasku yang rumahnya dekat dengan rumahku. Aku mengabari Eric,ia adalah pacarku.aku mengatakan bahwa aku tidak masuk sekolah hari ini karena sakit dan ia pun cemas. Aku tak bersekolah selama dua hari dan aku merindukan teman-temanku.
Dua hari sudah berlalu dan aku sudah tidak sakit lagi. Aku pergi kesekolah dengan hati yang senag dan sedih,mengapa seperti tu,mungkin aku sedih karena soal Eic yang akan meninggalkanku dan akupun senang karena bisa bertemu dengan teman-temanku. Setibanya di sekolah,namun teman-teman lain padaku mereka seperti memandangku dengan perasaan kasihan.”apakah mereka tau?” pikirku. Salah seorang temannku menasehati aku bahwa aku tak boleh sedih hanya karena cowok. Mereka mengetahui semua itu karena membaca status di facebookku,jujur aku mengakui bahwa aku menuliskan perasaanku saat itu. Bel berbunyi menandakan bahwa sudah masuk kelasaakupun duduk dibagku dan mulai mendengarkan penjelasan guruku. Tiba-tiba handphoneku bergetar dan Eric menuliskan pesan kalau dia ingin mengajakku disuatu tempat dan aku mau. Bel berbunyi seisi sekoalhpun beranjak keluar sekolah untuk pulang dan mengabsen diri-sendiri. Aku mendapt giliran pertama dan aku segera kelur gerbang untuk menemui Eric. Kami berangkat dan pergi ke pantai. Tangannya memegangi tangan mungilku dengan erat. Setibanya dipantai tubuh tinggi dan tegap itu dengan mudahnya dapat merangkulku dengan mesra, Eric membawaku di sebuah bangku di pinggir pantai kemudian ia duduk disampingku sedari melempar seulas senyuman yang begitu manis hingga meluluh lantakan hatiku.Dari dulu ia tak pernah lupa bahwa aku sangat menyukai pantai, sejak dulu ia selalu meluangkan waktunya untuk mengajakku ke pantai, walaupun umur kita berbeda 2 tahun itu tak pernah menjadijarak diantara kami. Dialah orang yang membuatku menyukai pantai, tempat dimana aku bisa mencurahkan segala keluh kesahkudan senang yang aku alami. ***Bangku yang kami duduki terasa hangat dan nyaman diantara semilir angin pantai dan deburan ombak yang menggulung. Huft, aku kembali teringat kenangan-kenangan indah bersama Eric dulu, saat-saat bersama Eric yang senantiasa membuatku selalu tersenyum. Eric merentangkan tangannya ke pundakku, kemudian menatap wajahku lekat-lekat, dengan lirih dia mengatakan “aku tak mau kamu sedih lagi dan aku akan selau ada untukmu kerena aku mencintaimu.”. Dari sorot matanya aku yakin dia serius dengan ucapannya barusan. Aku tak kuasa melihat sorot matanya yang begitu indah maka segera ku palingkan wajahku dari pandangannya dan aku menagis dipundaknya . ”Aku jauh mencintai kamu”, kataku. sambil memegang kedua tangannya erat-erat.“Aku tau emang kita dah lama banget pacaran ,dan aku juga tau dengan aku jujur ama kamu aku sebenernya cinta mati sama kamu dan aku sebenernya tidak ingin pergi jauh dari kamu,namun keadaan yang memaksa buat kita pisah,tapi denger aku akan selalu menjadi pacarmu dan aku ingin kamu menungguku.” Katanya. Aku membalas perkataannya. “aku pengen kamu sekedar tau aja, kalau aku tak mau kamu tinggal dan sekarang semuanya terserah kamu tapi, aku mohon jangan jauhin aku, aku gak bakalan sanggup hidup tanpa kamu..!”
Hari mulai sore dan kami pulang kerumah masing-masing, dia mengantarku sampai rumah. Aku memikirkan perkataannya dan aku mulai menerimanya dan mengikhlaskannya untuk kebahagiaannya, malam itu aku menelon Eric dan mengatakan apa yang aku rasa,dia terharu dan menangis aku juga ikut menangis. .*** Tak terasa 3 bulan pun berlalu, hubungan yang kami bina dengan berlandaskan cinta suci itu semakin hari semakin erat terjalani, dimana Eric disana ada aku.Sore itu, Eric menelponku hendak mengajakku ke tempat yang paling bersejarah dalam hubungan kami yaitu pantai, lama aku menunggunya namun ia tak kunjung datang sampai hari hampir petang, Hanponenya juga tak aktif, pikiranku mulai terbang membayangkan ada sesuatu yang terjadi. Dan ternyata benar, Tiar mengabariku bahwa Eric mengalami kecelakaan ketika hendak kerumahku, seketika itu tubuhku langsung gemetar. Tiar mengajakku menjenguk Eric di rumah sakit, Eric terbaring lemas tak sadarkan diri di tempat tidur dengan banyak luka di tubuhnya, kondisinya sangat parah, kepala bagianbelakangnya terbentur aspal. Aku tak kuasa menahan air mataku,Tiar menenangkan aku, dan mengajakku menemui Eric, Eric mulai membuka matanya perlahan, ia masih sempat tersenyum melihat kehadiranku disana. “Thank’s ya tiar...loe dah nganterin cewek gue kesini”, kata Eric lirih. Tiar hanya mengangguk.“Udah jangan nangis lagi, aku tidak mau bidadariku ini kehilangan senyumnya hanya karena aku”, Eric berusaha menghapus air mataku.Aku berusaha tersenyum untuknya walau di hatiku timbul gejolak dan kekhawatiran akan kondisinya saat itu.“Sayang...kamu harus sembuh ya...biar kita bisa maen-maen ke pantai lagi, tar sapa yang bakalan pegangin tanganku aku kalo kamu tidak ada?”, tanyaku lirih, air mata itu kembali terjatuh bahkan lebih deras dari sebelumnya.“Yank jangan nangis...aku udah tidak kuat lagi yank...jaga dirimu baik-baik ya”, Eric menghapus air mataku sambil tersenyum, senyuman yang sangat lirih jika dimaknai. Perlahan matanya mulai menutup, tangannya terkulai lemas di tanganku.“ERIC.....!!!! jangan tinggalin aku”, air mataku tak bisa terbendung lagi, aku memeluk erat tubuh yang telah dingin itu. Semua perkataan Tiarvtak satupun ku dengar, yang terlintas dipikiranku hanya Erc dan Eric. Eric yang telah meninggalkan aku sendiri untuk selamanya. Tetapi dia akan selalu di hati selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar